Translate

Thursday, September 20, 2012

Saatnya Kita Bicara Sekarang

Hi remaja! Kondisi Negara kita sungguh kian memprihatinkan ya. Kejahatan, korupsi dan degradasi moral makin menjadi-jadi. Tontonlah televisi. Begitu banyak kasus dugaan suap, mark-up dana proyek, kongkalingkon tender miliaran rupiah, korupsi anggaran dan berbagai contoh kasus penyimpangan jabatan yang melukai hati. Dan di sekitar kita, bukan di dunia dalam berita, kondisi yang tidak kalah mirisnya juga merajalela. Cerita mengalirnya uang haram kecil-kecilan, urusan birokrasi yang dipersulit aparat dan pegawai rendahan namun bisa lancar dengan beberapa lembar uang lima ribuan, wajah ketus dan tidak tulus saat berurusan di kantor pemerintahan. Huff… gak enak banget.

Perilaku yang menyalahi kekuasaan (bukan hanya di sektor formal atau pemerintahan aja loh) semakin dianggap jamak. Kembali lagi ke berita televisi, koruptor dan penikmat uang haram lainnya masih saja bisa tersenyum di hadapan kamera. Dan di depan mata kita, ada oknum polisi yang tidak segan-segan nyari kesalahan pengendara kendaraan demi uang tilang, pegawai yang minta uang pelican, pedagang yang tidak jujur dengan timbangan dan contoh salah lainnya yang dianggap biasa.

Pelakunya adalah orang-orang berusia di atas kita, senior kita, atau barangkali seumuran dengan orang tua kita. Dan nauzubillah kalau orang tua kita juga berlaku demikian. Jangan sampai deh… Makanya, sama ortu kita pun barangkali kita perlu menyampaikan petuah jangan. Toh, kalau untuk mengingatkan kebaikan tidak mesti selalu dari orang yang lebih tua kepada yang kecil. Bisa saja sebaliknya.

Maka, bilang papamu kalau beliau takkan menerima uang sogokkan dan berubah menjadi papa yang nakal. Bilang mamamu kalau kau cinta dia dan gak akan pernah biarkan dia main-main dengan jabatannya hanya demi uang yang haram belum tentu bawa kebahagian. Biarkanlah saja dulu, kita hidup sederhana. Ingatlah di hari tua… dan ingat di alam baka. Bilang papamu berhenti urusin semua urusan yang hanya akan merugikan orang lain. Bilang mamamu tak perlu kuatir ataupun cemas tanpa harta berlimpah. Biarkanlah saja dulu, hidup apa adanya. Kita takkan selamanya di dunia, saatnya berbuat baik sekarang.*

Tapi bener loh.. mengingatkan orang tua kita adalah hal yang patut. Caranya tentu dengan cara yang patut pula. Lagian, kita sebagai remaja emang kadang juga terlena dengan berbagai fasilitas dan kemewahan. Kadang anak-anaklah yang justru memicu orang tuanya untuk berbuat tidak lurus dalam mencari uang. Minta belikan ini, mau belikan itu tanpa kita tahu bagaimana susahnya nyari duit. Yang namanya orang tua, kalo saying sama anak, apapun bakal dilakukan.

Kita kadang emang sering tergiur untuk terlihat bagus dari luar. Sehingga melupakan hakekat kita sebagai manusia. Mario Teguh dalam sebuah status di facebooknya pernah menyebutkan Lebih baik tampil seadanya dengan ikhlas, daripada berhutang dan berbicara tinggi supaya tidak kelihatan kekurangan. Bekerja dengan ikhlas dan jujur dalam kemiskinan adalah awal dari perjalanan sejati menuju kekayaan hati dan raga.
Dan menurut saya, berhutang di sini saya artikan tidak berbuat curang sehingga kita mengambil dan merugikan hak orang lain sehingga harus kita bayarkan di kehidupan nantinya. Hidup dengan jujur itu lebih indah dan bahagia.
*Struktur kalimat terinspirasi dari lagu Pernah Muda oleh: BCL

No comments: