Translate

Friday, December 13, 2013

Bisa karena Terbiasa


Awal Desember ini dikejutkan dengan gebrakan Kemenkes yang mencanangkan Pekan Kondom Nasional (PKN). Terlepas dari niat untuk mendukung penanggulangan AIDS, tidak disangkal kalau program ini menuai protes. Wajar karena distribusi gratis kondom dianggap akan membiasakan masyarakat pada hubungan bebas.

Saya masih ingat masa-masa kuliah dulu. Kondom adalah barang yang sangat ajaib, jarang bisa mendapatinya. Membicarakannya merupakan topik yang hangat tentunya.

Sekarang, saking biasanya membicarakan alat kontrasepsi itu bukan lagi milik kaum dewasa. Anak-anak pra kuliah atau mungkin yang SMP pun tidak lagi tabu membucarakannya secara terbuka. Masyarakat kita sudah begitu terbiasa dengan kondom.

Kondom barangkali bisa dianggap sebagai salah satu pencegah penyebaran HIV/AIDS. Namun, dengan mendistribusikannya secara cuma-cuma kepada masyarakat dan mahasiswa akan membuat mereka yang tidak kepikiran menggunakan, justru jadi kepikiran mau diapakan. Tul gak?

Sebenarnya bukan soal PKN saja. Dulu,  zaman saya SMP, pacaran hanya sebatas jalan berdua, tanpa pegang-pegangan. Itupun udah malu rasanya. Sekarang, kalo jangankan melihat sepasang siswa SMP yang pegang-pegangan, perilaku menyimpang mereka pun divideokan. Karena masyarakat makin terbiasa dengan kebebasan.

Ibarat pepatah, alah bisa karena terbiasa. Kalau memang mau menyelamatkan generasi muda, semestinya pemerintah mencari kebiasaan-kebiasaan baru yang harus diperingati. Kenapa tidak buat pekan salat berjamaah misalnya. Pekan anti rokok. Pekan tanpa Miras dan berbagai pekan baik lainnya yang bisa membuat kita terbiasa dengan perilaku baik pula. Bukannya dengan pekan yang justru membuat kita akan terbiasa degradasi walaupun berbalut niat yang baik

No comments: