Translate

Sunday, November 18, 2012

Ricky dan Impiannya


Ricky adalah mantan wartawan Harian Umum Singgalang yang sekarang mengembangkan karir sebagai reporter ke media nasional. Dulu dia biasa meliput berbagai kegiatan dan menulis tentang remaja berprestasi di tingkat lokal. Sekarang dia mulai menjajal kemampuannya ke level yang lebih luas tentunya.

Bagi yang tidak mengenal Ricky, melompat kerja dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi tentulah hal yang biasa dan emang pantas dilakukan. Tapi ada yang sedikit istimewa dengan Ricky dan peningkatan karirnya. Di usia yang sudah tidak lagi muda,- meski tidak tua juga, bukan seorang fresh graduate, Ricky diterima bekerja di salah satu televisi nasional terkemuka.

"Orang banyak yang bilang pada gue untuk mengubur impian bekerja di TV nasional mengingat usia yang tidak lagi segar. TV nasional hanya mencari orang-orang muda dan baru tamat kuliah.Tapi gue keukeuh, sebelum berhasil mencapai impian gue, gue akan terus mencoba, sampai ada penolakan yang pasti dari merek. Ini impian gue dan gue cinta pekerjaan ini. Alhamdulillah, dalam usaha dan doa itu, akhirnya gue berhasil mendapatkan impian gue. Jutaan orang akan melihat wajah gue!" cerita Ricky dengan wajah berbinar seperti anak ABG yang cinta pertamanya diterima.

Itulah Ricky. Dia selalu bersemangat dan tidak patah semangat menggapai impiannya. Meski banyak rintangan menghadang, dan cobaan mendera; dari tekanan, cibiran dan pematahan semangat, namun dia tetap melaju. Dia merasa yakin untuk memperjuangkan impian masa kecilnya dulu. Pada akhirnya dia pun memperoleh impian dan cita-citanya itu.

Tidak semua orang seperti Ricky. Banyak orang yang melupakan impian masa silamnya begitu saja, ditelan rutinitas dan waktu. Akibatnya mereka jadi kehilangan kecintaan pada diri dan profesinya. Tidak jarang kita melihat dan menemukan orang-orang yang bekerja dengan muka masam dan hati yang kusut. Karena apa yang mereka lakukan bukanlah passion dan dari dalam hati mereka.

Dalam hidup, kita tentunya punya pilihan. Dan meraih impian dan cita-cita masa kecil adalah salah satunya, untuk mengisi ruang dalam hati yang kosong. Kita merindukan melihat orang-orang yang bekerja dengan hati. Bukan robot yang bekerja tanpa hati dan perasaan. Kita ingin berurusan dengan orang yang mencintai pekerjaannya, bukan gajinya saja.

No comments: