Translate

Thursday, January 24, 2013

Belajar Sabar dari Rasulullah

Dulu ketika masih di bangku sekolah guru saya pernah bercerita tentang keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi musuhnya. Ketika saya google, kisah mulia Rasulullah menyikapi orang yang berlaku jahat pada beliau ternyata begitu banyak. Kisah-kisah yang seharusnya kita teladani dan implementasikan saat ini.Kisah yang saya dengar dulu menceritakan, setiap Nabi Muhammad SAW selesai beribadah dan melewati sebuah jalan beliau diludahi, dilempar kotoran oleh salah seorang kafir setiap hari. Bukannya marah, beliau malah berdoa agar orang kafir itu dibukakan pintunya hatinya. Pada suatu ketika Nabi berjalan di jalan yang sama, setelah beberapa hari Nabi pun heran karena orang yang sering melempari beliau tidak nampak-nampak. Setelah ditanyakan kepada salah satu penduduk beliau tahu bahwa orang itu sedang sakit.
Mengetahui orang itu sakit, Rasulullah langsung menjenguknya tanpa ada dendam sedikit pun. Rasul ke rumah orang yang sering sekali melampari beliau sambil membawa semangkok makanan. Sang pemilik rumah pun tersentak dan menangis tersedu sambil berkata “Yaa Muhammad aku sering sekali melempari engkau dengan ludahan, kotoran dan sekarang engkau ke rumahku hanya untuk menjenguk dan membawa semangkok makanan tanpa dendam dan dengki di matamu, sedangkan tetangga dan kerabatku belum menjengukku sama sekali, yaa Muhammad sungguh mulia hatimu…”.
Kisah lainnya adalah, kisah Abdullah bin Ubay bin Salul yang beberapa kali melakukan kejahatan untuk menghancurkan Islam. Salah satu perbuatannya adalah mengadu domba kaum Anshar hingga hampir terjadi perang saudara antara kabilah Khasraj dan Kabilah Aus. Suatu hari Abdullah bin Ubay bin Salul. Anaknya, Abdullah bin Abdullah bin Ubay seorang muslim yang baik memohon kepada Rasulullah untuk menjenguk ayahnya sesuai permintaan ayahnya itu. Sahabat Rasul, Umar bin Khatab menunjukkan muka tidak setuju ketika Rasul hendak menjenguk orang kafir itu.
Sesampainya di sana, Abdullah bin Ubay bin Salul yang tengah diujung ajal memohon kepada Rasul agar diberikan jubahnya untuk diselimutinya. Dan Abdullah bin Ubay pun akhirnya meninggal. Ketika Umar bertanya tentang sikap baik Rasulullah, berkata bahwa Abdullah bukan musuhnya, Abdullah lah yang memusuhinya. “Apa aku tidak boleh berbuat senang sebelum dia mengalami azab berkepanjangan di neraka?”
Rasa pemaaf Rasulullah nyaris tanpa batas. Beliau menyuapi Yahudi tuna netra yang setiap hari mencacinya. Beliau dia memberikan amnesti tanpa syarat kepada¬ kaum penindas Makkah yang telah berupaya menyengsarakan hidupnya, justru ketika beliau bisa melakukan apa saja setelah menaklukkan mereka.
Dari kisah-kisah teladan Rasulullah sudah sepatutnya kita berkaca pada diri kita. Siapa kita yang tega berbuat kejam pada orang lain hanya karena rasa benci dan dendam? Siapa kita yang berbuat anarkis dengan merusak fasilitas umum hanya karena kita merasa terhina oleh perbuatan bodoh orang lain? Kita hanyalah umat Nabi Muhammad SAW yang sepatutnya meniru dan meneladani sikap baik beliau.

No comments: