Minggu lalu saya memberi tugas jurnalistik
kepada para mahasiswa untuk menulis tentang sex pra nikah. Sebelum
menetapkan topik itu, saya yakin mahasiswa saya tentu paham dengan
lingkungan dan situasi yang bersinggungan dengan mereka. Dan sepertinya,
sex pra nikah adalah fenomena yang belakangan jamak di kalangan
mahasiswa.
Sebenarnya cukup ironis mengatakan "jamak" untuk
perbuatan asusila di kalangan generasi muda tersebut. Namun, fakta-fakta
lewat berita dan apa yang saya lihat dan dengar semakin menguatkan
persepsi tersebut. Lihat pula jejaring sosial yang tak berbayar, begitu
gampang menemukan dan menyaksikan tanda-tanda ke arah pergaulan bebas
itu.
Dosa semacam itu sudah ada sejak manusia ada. Jadi kita
tidak perlulah mengkambing-hitamkan teknologi, globalisasi atau pengaruh
barat. Masalahnya adalah selain dosa, banyak yang dipertaruhkan para
remaja ketika berbuat sex pra nikah.
Berbagai cerita sesal pernah
saya dengar dari pelaku sex di luar nikah ini. Masa depan terampas
sia-sia karena terpaksa berkomitmen pada pernikahan. Pendidikan kandas,
cita-cita hilang begitu saja. Ujung-ujungnya pernikahan yang didahului
oleh "kecelakaan" itu pun tidak berakhir bahagia.
Selain
terpaksa "married by accident", mereka yang terpaksa menanggung penyakit
karena seks bebas juga ada ceritanya. Bayangkan, masa depan seperti apa
yang akan dijalani karena akibat seks di luar nikah ini. Akan banyak
yang dikorbankan untuk masa depan.
Saya sendiri penasaran apa
yang akan ditulis para mahasiswa saya. Namun apapun kejutan yang akan
mereka sampaikan, saya berharap mereka akan bisa memetik pelajaran dari
apa yang mereka paparkan. Tidak hanya bagi mereka, tapi juga bagi
generasi seusia mereka agar tidak ada lagi korban dari kebodohan sesaat
yang membuat sesat.
No comments:
Post a Comment