Awal semester merupakan momen yang sering bikin saya
mengelus dada dan sedikit jutek. Bukan karena saya tidak menikmati
mengajar, tapi saya harus menghadapi mahasiswa bermasalah yang saya ajar
pada semester sebelumnya. Saya paling dicari dan dinanti, karena
mahasiswa-mahasiswa bermasalah tersebut meminta saya untuk menaikkan
indeks prestasi mereka. Yang tentu saja tidak segampang itu saya
kabulkan.
Saya mengelus dada karena prihatin melihat mahasiswa
yang berurusan dengan saya. Saya merasa kasihan dengan tampang memelas
mereka, saya harus sabar dan memberi pengertian kenapa mereka bisa gagal
atau dapat nilai rendah. Saya juga bisa jutek karena mahasiswa tersebut
saya ketahui betul-betul tidak punya usaha untuk mendapatkan nilai baik
sewaktu kuliah. Ketika gagal, mereka menunjukkan wajah kalau
seolah-olah mereka sebenarnya sudah berusaha.
Tapi awal semester
juga menjadi momen yang bersemangat buat saya. Hari yang membuat saya
bisa mendoktrin mahasiswa-mahasiswa saya untuk menjadi pribadi yang
profesional yang perbuatannya bisa bernilai. Sesungguhnya, sebagai
mahasiswa bukan hanya nilai di atas kertas yang harus diraih, tapi juga
nilai dari kehidupan. Hanya dengan berlaku profesional nilai-nilai itu
bisa didapatkan.
Menjadi pribadi yang profesional bukanlah
tuntutan pada dunia kerja saja. Menjadi profesional harus dilakukan
dalam seluruh aspek berkehidupan. Profesional sebagai mahasiswa, sebagai
anak, sebagai teman, sahabat, pacar yang jelas profesional sebagai
manusia.
Menurut Cory Miller, konsultan dibidang kewirausahaan
dan bisnis, menjadi profesional itu salah satunya adalah mencintai apa
yang dilakukan. Mencintai status dan bersungguh-sungguh sebagai
mahasiswa adalah hal yang mutlak. Apa gunanya kuliah kalau hati tidak
ada di sana.
Selalu saya tekankan, kita harus mencintai apa yang
kita lakukan. Adapun kaitannya dengan kuliah, sebenarnya sejak awal
jurusan yang diambil adalah jurusan yang betul-betul kita tertarik
padanya. Masalahnya, banyak juga mahasiswa yang justru kuliah karena
target kerja, sementara hati atau passion mereka tidak di sana.
Akibat
tidak ada passion pada jurusan akan membuat hati setengah-setengah
dalam berkuliah. Apapun yang diajarkan jadi tidak menarik. Maka tidak
heran kalau nilai kuliah banyak yang jeblok. Jika kamu salah satunya,
mungkin perlu dipikirkan lagi apa yang kamu lakukan selama ini.
No comments:
Post a Comment