Judul di atas sebenarnya aslinya dari bahasa Inggris, Stereotype. Kata
ini pernah saya sebutkan di depan kelas, dalam dua versi bahasa, di
komunitas mahasiswa yang kebetulan juga belajar bahasa. Namun, makna
dari stereotip itu sendiri ternyata tidak begitu dipahami. Padahal makna
kata ini cenderung melekat pada diri setiap orang.
Stereotipe
adalah pendapat atau prasangka mengenai orang-orang dari kelompok
tertentu, yang di dalam pendapat tersebut hanya didasarkan bahwa
orang-orang tersebut termasuk dalam kelompok tertentu. Stereotipe dapat
berupa prasangka positif dan negative. Jika stereotip negatif
kadang-kadang dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif.
Saya pribadi tidak lepas dari stereotip meskipun tidak akut. Artinya,
saya tidak menutup mata dan pikiran dengan pendapat dan prasangka itu,
sebaliknya saya selalu masih membuka pikiran untuk melihat kebenaran
setelah melewati pengalaman sebenarnya.
Ketika berangkat untuk
konferensi internasional dengan peserta pemimpin-pemimpin muda dari
berbagai negara di Doha, Qatar belum lama ini, saya juga berangkat
dengan stereotip. Saya sudah mengantisipasi diri jika berhadapan dengan
orang-orang Arab, Pakistan, Inggris dan berbagai negara lain. Namun,
nalar saya mengatakan, stereotip tersebut hanya sebatas opini namun
kebenaran ada di luar sana. Saya siap belajar untuk itu.
Sebelum
berangkat saya sudah menyiapkan mental terhadap orang-orang Arab yang
katanya arogan. Arogansi mereka menurut analisa saya karena banyak TKI
(Tenaga Kerja Indonesia ) yang bekerja di negara Arab serta negara Arab
itu sendiri sebagai tempat sejarah jahiliyah yang mengakui perbudakan.
Belum lagi adanya informasi dari berbagai sumber yang menyebutkan kalau
orang Arab cenderung diskriminatif, bahkan terhadap sesama muslim
sekalipun.
Pendapat adalah sesuatu yang berbeda dari kenyataan. Dan
pendapat awal saya terhadap orang-orang Arab yang cenderung
diskriminatif, arogan ada benarnya, sama arogan dan diskriminatifnya
dengan orang-orang di luar Arab sana. Maksudnya, terlepas dari apa yang
sudah saya pikirkan sebelum mereka sama saja sebagai manusia. Ada yang
baik, ramah dan suka bertegur sapa, arogan, tidak pedulian atau
diskriminatif. Mereka adalah manusia-manusia dengan kepribadian yang
juga saya temui di Indonesia. Bukankan perilaku sombong, merendahkan
orang lain karena status sosial dan tidak peduli sesama juga.
Stereotipe jarang sekali akurat, biasanya hanya memiliki sedikit dasar
yang benar, atau bahkan sepenuhnya dikarang-karang. Sayangnya, stereotip
di kalangan masyarakat kita cenderung akut dan bahkan mengarahkan pada
kasus diskriminatif berujung petaka. Sudah digariskan dalam hidup ini
ada manusia yang baik dan ada pula yang jahat, tidak peduli dia dari
kaum atau golongan manapun. Toh negara kita saja sudah banyak
memberikan jawaban atas segala jenis manusia yang ada di muka bumi ini.
No comments:
Post a Comment