Hari
ini katanya diperingati sebagai hari kebangkitan perempuan Indonesia.
Hari ini katanya adalah hari ketika hak-hak kaum hawa Indonesia harus
kembali disuarakan. Hari ini sepertinya hari berkebaya wanita Indonesia.
Karena hari ini rupanya diperingati sebagai Hari Kartini.
Lantas
kenapa dengan Hari Kartini? Hanya karena gadis muda itu pernah berkirim
surat tentang hasratnya memajukan perempuan pribumi kepada temannya di
Belanda lantas hingga sekarang kita harus mengenang Kartini? Atau karena
kita latah saja butuh sosok untuk dijadikan simbol emansipasi yang juga
melanda dunia barat sana?

Lantas
kenapa dengan Hari Kartini hari ini? Hari ini sepertinya para Kartini
muda juga tidak kalah aksi. Lepas dari sekian fakta ironis tersebut,
impian Kartini dulu untuk memajukan perempuan pribumi sudah banyak
terwujud sekarang. Dalam dunia kerja, banyak perempuan yang menduduki
posisi yang semula didominasi pria. Dalam kebebasan berfikir, suara
perempuan ikut didengar dan
dihargai.
Masalahnya,
ironi Kartini justru juga terjadi. Banyak perempuan yang salah kaprah
memaknai semangat Hari Kartini. Dengan alasan emansipasi tidak jarang
wanita kini menggadaikan harga diri. Tidak jarang kita lihat dan dengar,
hanya karena alasan ekonomi perempuan kini mau menjual diri. Tidak
sedikit pula wanita kini jadi berani merendahkan diri demi materi meski
usia mereka relatif dini.
Hari
Kartini seyogyanya dimaknai dengan nilai nilai luhur yang didasari
kemuliaan religi. Seberapapun mau bebasnya manusia, toh harus ada
aturan-aturan yang harus ditaati. Ketika kebebasan sudah melanggar norma
dan agama, maka hanya akan menjatuhkan derajat manusia. Jadi, bagi para
Kartini sudah saatnya introspeksi sudah benarkah kebebasan yang dilalui
selama ini.
No comments:
Post a Comment