Translate

Wednesday, June 26, 2013

Muslim dalam Tempurung

Di sela-sela waktu istirahat, setiap kali akan salat di musola kampus, sering saya mendapati sekumpulan mahasiswa atau mahasiswi berdiskusi. Kelompok ini agak berbeda dari mahasiswa lainnya. Yang pria berjenggot yang tumbuh malu-malu. Gaya pakaian lebih sederhana dengan celana agak menggantung. Sementara yang wanita, berjilab besar menutup kepala dan hampir separuh badan.

Saya senang melihat mahasiswa aktif yang suka berdiskusi dan berbagi ilmu.    Saya lebih senang dan kagum lagi melihat generasi muda yang mendalami agama.

Namun kekaguman saya kadang sedikit terusik karena adanya dikotomi di kalangan generasi muda berlatar agama. Pemisahan itu justru terjadi di antara sesama muslim. Tidak sedikit mereka yang tidak berjilbab terkucil oleh kelompok hijabers. Mereka yang berhijab saja juga dianggap belum Islami dan terkucil oleh mereka yang berjilbab besar. Di sisi lain, ada juga kelompok pemakai burka yang merasa ekslusif dibanding penutup aurat lainnya.

Ironis karena Islam sendiri mengajarkan umatnya untuk menjaga kerukunan pada sesama manusia. Bagaimana bisa sesama muslim saja kita sudah terkotak-kotak dan satu kelompok merasa lebih baik daripada kelompok lainnya. Kadang penilaian lebih baik dan lebih benar hanya berdasarkan pakaian saja.

Adakalanya sebagian kita menerjemahkan ajaran Islam secara berbeda. Ada kalanya kita menerjemahkan Islam karena faktor fanatisme terhadap orang yang mengajari. Ada kalanya kita menerjemahkan Islam justru dari sisi kebenaran pribadi semata. Akibatnya, kita jadi lupa substansi ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Rahmat bagi seluruh makhluk di muka bumi.

Kalau Allah saja maha pengasih pada seluruh manusia tanpa pandang bulu agamanya apa, lantas siapa kita yang berhak mengkotak-kotakan saudara sesama muslim. Siapa kita yang berhak mengatakan kalau kita menjalankan Islam lebih baik dari lainnya? Sebagai manusia, utamanya sebagai muslim, kita tentunya tidak mau hidup dalam kotak-kotak yang mengungkung fitrah kita untuk menjaga hablum minannas.

No comments: