Translate

Thursday, September 20, 2012

Hari Penting

Pekan ini, dua kejadian penting diperingati secara bersamaan; peringatan Nuzul Quran dan Hari Kemerdekaan. 17 Ramadan yang diperingati sebagai hari diturunkannya Al quran kebetulan bertepatan dengan 17 Agustus yang diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia. Momentum yang tepat untuk mengingatkan dan memperbaiki diri kita sebagai makhluk ciptaan tuhan serta manusia sosial yang hidup berbangsa. Sebuah hari yang tepat untuk merefleksikan hablumninannas wa hablumminallah.

Melalui risalah Muhammad, ketika Allah SWT menurunkan al-Quran, manusia sedang mengalami kekosongan para rasul. Sehingga pada masa itu manusia didera kemunduran akhlak dan kehancuran problem kemanusiaan, sosial politik dan ekonomi. Dan pada setiap problem itulah, al-Quran meletakkan sentuhannya yang mujarrab dengan dasar-dasar yang umum yang dapat dijadikan landasan untuk langkah-langkah manusia selanjutnya yang relevan di setiap zaman.

Sementara melalui risalah sejarah, HUT Kemerdekaan RI seperti disampaikan H.M Hidayat Nur Wahid, Proklamasi Kemerdekaan negara Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan buah dan puncak perjuangan bangsa Indonesia sejak berbad-abad sebelumnya. Peristiwa pembebasan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan itu makin mengarah kepada pencapaian tujuan ketika masyarakat Nusantara memasuki gerbang abad ke-20 dengan terjadinya perubahan fundamental dalam strategi perjuangan, yakni dari perjuangan bersenjata kepada perjuangan politik melalui berbagai pergerakan dan beragam organisasi sosial politik.

Nah, persoalannya, melalui konteks kekinian, ketika al-Quran sudah diturunkan, ketika kita sudah merdeka, fenomena di tengah masyarakat menunjukkan terjadinya degradasi sosial. Kita seakan kembali ke masa jahiliah, dimana kemuliaan akhlak tidak dianggap penting, kondisi sosial politik dan ekonomi yang kian carut marut. Sebuah ironi yang sangat memprihatinkan dalam kehidupan beragama.

Jujur aja, kalo banyak di antara kita yang masih melihat ketimpangan sosial di sana sini. Acuhkan saja hasil survey tentang menurunnya angka kemiskinan, cuekin juga soal jargon kalau masyarakat sudah sejahtera. Buktinya, di antara teman-teman kita hidupnya masih ada yang ngutang-ngutang, numpang makan atau malah gak bisa beli baju lebaran karena emang gak punya. Atau mungkin ada juga teman yang terpaksa nyuri karena terpaksa atau iri gak punya barang seperti orang berada lainnta. Belum lagi soal penanganan korupsi yang mengiris hati.

Dan lewat peringatan dua momen penting kemarin dan seterusnya, sudah semestinya kita mulai memperbaiki hubungan kita dengan sesama manusia dan meningkatkan hubungan kita dengan Sang Pencipta. Karena, Allah SWT menurunkan al-Quran pada dasarnya adalah untuk menjadikan manusia berakhlak dan berbuat baik dengan sesama. Hanya orang yang berbuat baik dengan sesamalah kedekatannya dengan Yang Maha Kuasa bisa menjadi erat. Jika konsep itu bisa kita maknai dalam perilaku sehari-hari, bukan tidak mungkin bangsa kita akan menjadi besar dan dipandang sebagai bangsa yang beradab. Dan kita tidak perlu menunggu hari penting lainnya untuk mulai berbuat baik.

No comments: