Translate

Monday, May 28, 2012

Merusak Puasa


Gak bermaksud menceramahi atau menggurui soal ibadah, karena emang frekuensi ceramah lebih sering sepanjang bulan ini. Tapi karena emang di bulan Ramadan ada pahala yang lebih untuk setiap kebaikan, makanya topik yang layak dan patut disampaikan pun baiknya berkaitan dengan segala kebaikan.
Banyak kebiasaan di hari-hari berbuka (baca: di luar Ramadan) yang sering kebawa-bawa selama menjalankan ibadah. Meski tahu sadar salah dan berujung dosa, namun karena jamak dilakukan, tetap terbawa-bawa sepanjang Ramadan. Akibatnya, puasa yang semestinya menyucikan diri malah jadi rusak bahkan mungkin bisa batal.
Pernah suatu waktu di bulan Ramadan, di sebuah acara kumpul-kumpul bersama, saya mendengar seseorang berkomentar miring tentang temannya. Dari sebuah kalimat singkat yang bernada miring tersebut lantas mengalir cerita yang mengarah pada keburukan-keburukan temannya itu. Karena emang udah membudaya, percakapan itu berlanjut menjadi sebuah sesi gossip (istilah yang diperhalus menggantikan kata gunjing) yang hangat dan menarik banyak minat rekan-rekannya yang lain.
Padahal, udah jelas bergunjing itu dosa, masih aja dilakukan. Saat puasa malah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum." (HR. Al-Bukhari).
Gossip adalah satu kebiasaan yang udah jamak di kalangan kita orang Indonesia. Sampai pernah suatu ketika, saat kuliah di Belanda, teman saya yang bule Belanda asli mengenal betul akan budaya nan tidak santun ini. “Orang Indonesia suka bergossip kan?” katanya. Sebuah pertanyaan menuduh yang perlu penjelasan cukup panjang menyembunyikan budaya memalukan itu.
Gak cuma itu. Banyak perbuatan lain yang sering terkilaf kita lakukan namun kita biasana saja. Marah, mengumpat, berkata-kata kasar dan lainnya adalah segala perbuatan buruk berujung dosa yang tentunya bisa merusak nilai puasa.
Hendaknya puasa membuat kita keluar dari kebiasaan buruk dan tidak mengeluarkan kita dari kebiasaan baik. Misalnya cepat marah dan emosi hanya karena sebab sepele, dengan dalih bahwa sedang puasa. Sebaliknya, mestinya puasa membuat jiwa makin tenang, tidak emosional. Dan jika Kamu diuji dengan seorang yang jahil atau pengumpat, jangan dihadapi dengan perbuatan serupa. Nasihati dan tolaklah dengan cara yang lebih baik. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Puasa adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kama beupuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata 'Sesungguhnya aku sedang puasa" (HR. Al- Bukhari, Muslim dan para penulis kitab Sunan).
Ucapan itu dimaksudkan agar kita menahan diri dan tidak melayani orang yang mengumpat. Di samping, juga mengingatkan agar ia menolak melakukan penghinaan dan caci-maki. Nah, berhubung Ramadan belum usai nih, kayaknya kita perlu mengevaluasi diri untuk menghindari melakukan segala perbuatan yang bisa merusak ibadah kita tentunya. Mudah-mudahan aja kita bisa disucikan di bulan ini.

No comments: