Gak bermaksud menceramahi atau menggurui soal
ibadah, karena emang frekuensi ceramah lebih sering sepanjang bulan ini. Tapi
karena emang di bulan Ramadan ada pahala yang lebih untuk setiap kebaikan,
makanya topik yang layak dan patut disampaikan pun baiknya berkaitan dengan
segala kebaikan.
Banyak kebiasaan di hari-hari berbuka (baca: di
luar Ramadan) yang sering kebawa-bawa selama menjalankan ibadah. Meski tahu
sadar salah dan berujung dosa, namun karena jamak dilakukan, tetap terbawa-bawa
sepanjang Ramadan. Akibatnya, puasa yang semestinya menyucikan diri malah jadi
rusak bahkan mungkin bisa batal.
Pernah suatu waktu di bulan Ramadan, di sebuah
acara kumpul-kumpul bersama, saya mendengar seseorang berkomentar miring
tentang temannya. Dari sebuah kalimat singkat yang bernada miring tersebut
lantas mengalir cerita yang mengarah pada keburukan-keburukan temannya itu.
Karena emang udah membudaya, percakapan itu berlanjut menjadi sebuah sesi
gossip (istilah yang diperhalus menggantikan kata gunjing) yang hangat dan
menarik banyak minat rekan-rekannya yang lain.
Padahal, udah jelas bergunjing itu dosa, masih
aja dilakukan. Saat puasa malah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta
maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum." (HR.
Al-Bukhari).
Gossip adalah satu kebiasaan yang udah jamak di
kalangan kita orang Indonesia. Sampai pernah suatu ketika, saat kuliah di
Belanda, teman saya yang bule Belanda asli mengenal betul akan budaya nan tidak
santun ini. “Orang Indonesia suka bergossip kan?” katanya. Sebuah pertanyaan
menuduh yang perlu penjelasan cukup panjang menyembunyikan budaya memalukan
itu.
Gak cuma itu. Banyak perbuatan lain yang sering
terkilaf kita lakukan namun kita biasana saja. Marah, mengumpat, berkata-kata
kasar dan lainnya adalah segala perbuatan buruk berujung dosa yang tentunya
bisa merusak nilai puasa.
Hendaknya puasa membuat kita keluar dari
kebiasaan buruk dan tidak mengeluarkan kita dari kebiasaan baik. Misalnya cepat
marah dan emosi hanya karena sebab sepele, dengan dalih bahwa sedang puasa.
Sebaliknya, mestinya puasa membuat jiwa makin tenang, tidak emosional. Dan jika
Kamu diuji dengan seorang yang jahil atau pengumpat, jangan dihadapi dengan
perbuatan serupa. Nasihati dan tolaklah dengan cara yang lebih baik. Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Puasa adalah perisai, bila suatu hari
seseorang dari kama beupuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan
berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata
'Sesungguhnya aku sedang puasa" (HR. Al- Bukhari, Muslim dan para penulis
kitab Sunan).
Ucapan itu dimaksudkan agar kita menahan diri
dan tidak melayani orang yang mengumpat. Di samping, juga mengingatkan agar ia
menolak melakukan penghinaan dan caci-maki. Nah, berhubung Ramadan belum usai
nih, kayaknya kita perlu mengevaluasi diri untuk menghindari melakukan segala
perbuatan yang bisa merusak ibadah kita tentunya. Mudah-mudahan aja kita bisa
disucikan di bulan ini.
No comments:
Post a Comment